Kamis, 17 Maret 2011

Teman yang Abadi.

Syaidina Ali bin Abi Thalib r.a. pernah meriwayatkan bahwa begitu seseorang meninggal dunia, ketika jenazahnya masih terbujur, diadakanlah "upacara perpisahan" di alam ruh.

Pertama tama ruh mayit dihadapkan kepada seluruh kekayaannya yang dia miliki. Kemudian terjadi dialog antara keduanya.

Mayit itu berkata kepada seluruh kekayaannya, "Dahulu aku bekerja keras utk mengumpulkan kamu, shg aku lalai dan lupa utk mengabdi kpd ALLAH SWT, bahkan sampaik aku tdk mau tahu mana yg benar dan mana yg salah. Bukan itu saja, sering kali kuhinakan diriku demi utk mendapatkanmu. Sekarang, apa yg akan kamu berikan sebagai bekal dalam perjalanannku ini."
Lalu harta kekayaan itu berkata, "Ambillah dariku hanya sebatas untuk kain kafanmu."

Jadi hanya kain kafanlah harta yg dpt dibawa untuk bekal perjalanan selanjutnya. 

Sesudah itu mayit dihadapkan kpd seluruh keluarganya (anak2nya, suami atau istrinya), lalu si mayit berkata, "Dahulu aku mencintai kalian, menjaga dan merawat kalian dengan sepenuh hatiku. Begitu susah payah aku mengurus diri kalian, sampai aku lupa mengurus diriku sendiri. Ketika kalian sakit aku yg paling gelisah. Ketika kalian dizhalimi, darahku yg paling mendidih. Sekarang apa yg kalian mau bekalkan kepadaku pada perjalanan menuju ALLAH ini ?"
Serentak keluarganya berseru, "Kami hantarkan kamu sampai ke kuburan."

Ternyata mereka yg dulu dibela dan dilindungi dg penuh pengorbanan jiwa dan raga tidak mau menemani di liang kubur ! 

Setelah itu si mayit akan di jemput oleh makhluk jelma'an amalnya. Kalau selama hidup ia banyak beramal saleh, maka dia akan dijemput oleh makhluk yg berwajah ceria dg memancarkan cahaya dan aroma semerbak, yg jika dipandang akan menimbulkan kenikmatan yg tiada taranya.
Sebaliknya, bila wktu hidup sering membangkang pd perintah ALLAH dan Rasul-Nya, maka si mayit akan dijemput oleh mahluk yg menakutkan, dg bau yg teramat busuk.
Makhluk jelmaan itupun mengajak si mayit pergi. Bertanyalah si mayit, "Siapakah engkau ini sebenarnya ? Aku tidak pernah mengenalmu."
Makhluk itu kemudian menjawab, "Aku jelmaan amal kamu sewaktu hidup di dunia dulu, dan aku akan selalu menemanimu dalam menempuh perjalanan panjang menuju Ilahi."

Kisah sufistik yg disampaikan oleh Sayidina ALi ini memberikan pencerahan kepada kita. Ternyata tidak semua yg kita upayakan selagi hidup di dunia akan ditinggalkan, Ada juga yg akan setia menemani kita di alam kubur ratusan bahkan ribuan tahun menanti saat datangnya hari kiamat. Tapi bukan harta atau pun keluarga kita. Harta dan anak istri hanya mau setia sebatas pusara saja.

Kalau kita renungkan kisah ini, Perjalanan Panjang yg mau tidak mau harus kita jalani kelak, hanya akan ditemani oleh seorang "teman abadi" yg sebenarnya kita"pilih" sendiri. Alangkah bahagianya bila "teman" ini menyenangkan, dan alangkah malangnya bila perjalanan jauh yg seolah tak berujung ini, ditemani "teman" yg selalu membuat kita sengsara. Dan sebaiknya kita ingat pula keterangan yg disampaikan Rasulullah SAW berikut :

"Sesungguhnya kubur adalah permulaan dari tempat-tempat akhirat. Kalau pemiliknya selamat darinya, maka, maka apa yg ada sesudah itu lebih mudah baginya. Kalau pemiliknya tidak selamat darinya, amaka apa yg ada sesudahnya adalah jauh lebih berat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar