Kamis, 17 Maret 2011

Jazakallah atau Jazakillah ... ??

Assalaamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh.

Ketenangan dan kesejukan hati semoga selalu menerangi hari hari kita semua.

“Jazakillah ya…”
“Jazakallah deh…”
“Jazakumullah, thanks, ok ?”

Pastinya sudah sangat akrab dan tdk asing lagi diantara kita kata-kata di atas.

“JazakAllaah”… sering kali kita jumpai di berbagai moment kesempatan, komen status, milis, pengajian, dsb. “JazaakAllaah” sebenarnya adalah bagian dari sebuah doa yg kita minta kepada ALLAH bagi orang yang menjadi perantara nikmat/kebaikan yg kita terima dari Allah.

Dengan hanya menyebutkan “JazakAllaah”, adalah berdoa kepada ALLAH tapi tdk menyebutkan apa permintaannya. Kita tahu bahwa sebagian syarat dikabulkannya doa adalah harus sungguh2, mengerti apa yg dimaksud, khusyuk, dst. Oleh karena itu marilah kita baca/tulis dgn lengkap. Misalnya “JazaakAllaahu khoiron”, dan seterusnya.

Kalau kita coba artikan maka :
Jazaa = semoga memberi/menambah”,
ka = engkau (lelaki tunggal)”,
Allah = Allah”,
khoiron = kebaikan”.

Sehingga maksud doa tersebut menjadi “Semoga ALLAH memberi/menambah kebaikan kepada engkau”.

Kalau kita mengikuti sunnahnya (misal yg ada dlm HR. Bukhori Kitab Tayamum, atau HR. Muslim kitab Haidh, Tirmidzi, Nasaa’i, Ibnu Maajah, Ahmad, dst), maka minimal ada:

JazaakAllaahu khoiron  (ka = engkau, lelaki)
Jazaakillaahu khoiron (ki = engkau, perempuan)
Jazaakumullaahu khoiron  (kum = kamu sekalian)
Jazaahumullaahu khoiron  (hum = mereka)

Al ‘ilmu qoblal qouli wal ‘amali = Ilmu sebelum membicarakan dan atau mengamalkan (minimal lihat Bukhori Kitabul-’ilmi), demikian itu sunnahnya. Jadi, saya mengingatkan kita semua, yakinkan kita mengetahui dengan benar dan sudah sesuai dengan dalilnya yg syah stiap apa2 yg akan kita amalkan.

Janganlah kita hanya sekedar ikut2an saja dan jangan juga menambah-nambahi apa yg sdh ada contohnya dari al-hadits.

Ingatlah pesan Rasulullah SAW: “Barang siapa mengada-ada (memperbaharui) dlm perkaraku yg mana hal tsb tidak ada dlm perkaraKu maka yg demikian itu ditolak”. {HR. Abu Dawud, Juz 4:4606 Kitab Sunnah}.

Hindari juga kita sembarang mengikuti apa yg biasa dilakukan seseorang.

Pesan Rasulullah SAW “.. mengikutilah pada sahabatku, kemudian pada org2 *yg mengikuti* pd sahabatku, kemudian pd org2 *yg mengikuti org2 yg mengikuti* pd sahabatku, kemudian akan tersebar dusta..” {minimal lihat HR. Tirmidzi, Juz 3:2254, Kitabul-Fitan}.

Jazaakumullaahu khoiron 

Disebutkan oleh Ibnu Hadi, ungkapan yang lebih baik adalah Jazakallaahu Khairan, atau Jazakillaahu Khairan, atau Jazakumullaahu Khairan, atau Jazahumullaahu khairan, bukan cuma Jazakallaah, atau cuma Jazakillaah atau cuma Jazakumullah, atau cuma Jazahumullah.

Kata Katsiyran dapat ditambahkan di akhir, artinya “yang banyak”, jadi lengkapnya:
Jazakallaahu khairan katsiyran, atau
Jazakillaahu khairan katsiyran, atau
Jazakumullaahu khairan katsiyran, atau
Jazahumullaahu khairan katsiyran.

Insya ALLAH bermanfaat.

Wassalaamu`alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

Silahkan di copy atau disebarluaskan, karena hak cipta sepenuhnya adlh milik ALLAH SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar